Pemeriksaanini mengukur persentase sel darah merah dalam sampel darah. Jika ibu hamil memiliki kadar hemoglobin atau hematokrit lebih rendah dari tingkat normal, ia mungkin mengalami anemia kekurangan zat besi.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan untuk memantau dan menjaga kesehatan ibu hamil maupun janin. Jenisnya pun beragam, mulai dari pemeriksaan USG hingga tes darah. Namun, tidak semua pemeriksaan perlu dilakukan oleh ibu hamil setiap saat dan umumnya disesuaikan dengan usia kehamilan. Pemeriksaan kehamilan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Selain memantau kesehatan, pemeriksaan kehamilan juga bermanfaat untuk mencegah sekaligus mendeteksi penyakit pada ibu hamil dan janin sejak dini. Dengan begitu, penanganan medis bisa diberikan lebih awal. Kapan Harus Melakukan Pemeriksaan Kehamilan? Pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan sebanyak 8 kali, yang terbagi berdasarkan trimester kehamilan. Berikut ini adalah penjelasannya Trimester pertama Pada usia kehamilan di bawah 12 minggu ini, ibu hamil perlu menjalani pemeriksaan kehamilan setidaknya 1 kali di rumah sakit atau klinik. Trimester kedua Saat usia kandungan 13–27 minggu, pemeriksaan kehamilan perlu dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu ketika usia kehamilan 20 minggu dan 26 minggu. Trimester ketiga Di trimester ketiga, ibu hamil wajib menjalani pemeriksaan kehamilan sebanyak 5 kali, yaitu saat usia kandungan 30, 34, 36, 38, dan 40 minggu. Meski ibu hamil umumnya akan melahirkan saat usia kandungan memasuki 40 minggu, ada sebagian ibu hamil yang mungkin saja belum juga melahirkan hingga usia kandungannya 41 minggu. Jika Bumil mengalaminya, segeralah periksakan diri ke dokter. Jenis Pemeriksaan Kehamilan Wajib Menurut rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia WHO, ada beberapa pemeriksaan kehamilan yang perlu dilakukan ibu hamil, yaitu 1. Konsultasi Hal pertama yang dilakukan saat pemeriksaan kehamilan adalah konsultasi. Dokter akan bertanya tentang keluhan yang Bumil alami saat ini dan riwayat penyakit. Hal ini dilakukan untuk memantau kondisi kesehatan dan menilai risiko terjadinya penyakit. Selama konsultasi, dokter juga akan menganjurkan Bumil untuk menjalani pola hidup sehat, misalnya berhenti merokok dan berhenti mengonsumsi minuman beralkohol, serta menjalani pola makan sehat untuk mencukupi asupan nutrisi selama hamil. Bagi ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit asam lambung, dokter juga akan menganjurkan untuk menghindari makanan pemicu asam lambung naik. 2. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan kehamilan selanjutnya adalah pemeriksaan fisik untuk menilai kondisi ibu hamil secara umum. Jenis pemeriksaan fisik yang biasanya dilakukan meliputi pemeriksaan tekanan darah hingga pemeriksaan fisik jantung dan paru-paru. Saat usia kandungan sudah mencapai 36 minggu, pemeriksaan Leopold perlu dilakukan untuk mengetahui posisi dan letak bayi dalam kandungan. Pemeriksaan ini juga bertujuan untuk menentukan proses persalinan. 3. Tes darah Tes darah perlu dilakukan secara rutin oleh setiap ibu hamil. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah ibu hamil mengalami penyakit tertentu dan mendeteksi kelainan pada janin. Jenis tes darah yang umumnya dilakukan pada ibu hamil adalah tes darah lengkap dan tes gula darah. Tes darah lengkap bertujuan untuk menghitung kadar hemoglobin dalam sel darah merah dan jumlah sel darah putih. Bila kedua indikator tersebut berada di bawah angka normal, ini bisa menandakan ibu hamil mengalami anemia atau infeksi. Sementara itu, tes gula darah juga penting dilakukan untuk memantau kadar gula dalam tubuh ibu hamil dan mencegah diabetes gestasional. 4. Pemeriksaan USG Pemeriksaan kehamilan selanjutnya adalah USG. Pemeriksaan ini hanya diperlukan saat usia kehamilan 12 dan 20 minggu. USG umumnya bertujuan untuk mendeteksi kelainan pada janin, memastikan kehamilan kembar, dan mengetahui posisi plasenta. Selain beberapa pemeriksaan kehamilan di atas, jenis pemeriksaan lain bisa saja dilakukan. Namun, pemeriksaan tambahan tersebut hanya perlu dilakukan ketika ibu hamil memiliki tanda-tanda gangguan kesehatan atau riwayat penyakit tertentu yang memerlukan pemeriksaan khusus. Meski masih ada pemeriksaan lainnya, semua pemeriksaan kehamilan di atas sebenarnya sudah cukup untuk memantau dan menjaga kesehatan ibu hamil maupun janin. Hal yang perlu diingat, pemeriksaan kehamilan tidaklah murah sehingga perlu disesuaikan dengan dana dan kebutuhan Bumil, apalagi jika Bumil memakai asuransi kesehatan. Pastikan dahulu besarnya biaya dan jenis pemeriksaan yang ditanggung oleh asuransi. Biaya yang harus Bumil utamakan adalah biaya untuk persalinan. Persiapkan juga dana cadangan untuk penanganan komplikasi yang mungkin terjadi saat atau setelah persalinan. Jangan sampai dana atau tanggungan asuransi yang Bumil miliki justru habis karena pemeriksaan yang tidak sesuai tujuan. Oleh karena itu, pemeriksaan kehamilan secara rutin oleh dokter perlu dilakukan secara tepat sasaran. Dengan begitu, kondisi kesehatan Bumil dan calon buah hati bisa terus terpantau dan proses persalinan pun dapat dipersiapkan dengan matang.
PEMERIKSAANPENUNJANG 1. HB 2. Tes darah 3. USG 4. Urine 5. Tes air amnion 6. CTG 3. LANJUT Beberapa pemeriksaan yang "wajib" dilakukan pada saat hamil antara lain pemeriksaan laboratorium pada trimester I dan trimester III. Halodoc, Jakarta – Gawat janin alias fetal distress merupakan jenis gangguan yang bisa menyerang pada masa kehamilan. Kondisi ini terjadi karena janin yang berada di dalam kandungan kekurangan asupan oksigen. Kekurangan oksigen pada janin juga bisa terjadi pada saat proses persalinan. Ibu hamil bisa mengenali kondisi ini melalui gerakan janin yang dirasa berkurang. Selain dengan mengamati pergerakan janin, kondisi ini juga bisa dideteksi melalui beberapa pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan detak jantung janin, USG hingga pemeriksaan air ketuban. Untuk mendeteksi kemungkinan kondisi ini, dilakukan pemeriksaan detak jantung janin untuk mengetahui apakah jantung berdetak lebih cepat atau lambat. Selanjutnya, pemeriksaan untuk mendeteksi gawat janin akan dibahas dalam artikel ini! Baca juga Ibu, Ketahui 4 Gejala Gawat Janin yang Harus DitanganiTanda dan Cara Mendeteksi Gawat JaninGawat janin adalah kondisi yang tidak boleh disepelekan sama sekali. Kondisi yang disebabkan oleh kurangnya pasokan oksigen ke janin ini bisa berbahaya. Untuk memastikan kondisi ini, ibu hamil disarankan untuk menjalani berbagai jenis pemeriksaan penunjang, di antaranya Kehamilan USG kehamilan sebenarnya adalah jenis pemeriksaan yang disarankan untuk rutin dilakukan selama hamil. Pemeriksaan ini nyatanya bisa membantu melihat pertumbuhan janin serta mendeteksi kemungkinan terjadinya kelainan. DopplerMendeteksi kemungkinan gawat janin juga bisa dilakukan dengan pemeriksaan USG Doppler. Jenis USG ini bisa membantu mengetahui ada atau tidak gangguan di aliran darah dan jantung janin. CTG dilakukan untuk melihat detak jantung janin secara berkelanjutan. Pemeriksaan ini juga bisa memantau detak jantung janin terhadap pergerakan janin dan kontraksi rahim. Baca juga Perlunya Belajar Melatih Napas sebelum Air Ketuban Pemeriksaan air ketuban juga bisa dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya gangguan. Tes ini dilakukan untuk mengetahui volume air ketuban dan melihat kemungkinan ditemukan mekonium atau tinja janin pada air pHGawat janin yang terjadi karena kekurangan asupan oksigen bisa menyebabkan pH darah janin menjadi lebih asam. Maka dari itu, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa pengambilan sampel darah bayi untuk memeriksa pH. Pemeriksaan penunjang tersebut disarankan untuk dilakukan jika ibu merasa mengalami tanda atau gejala gawat janin. Biasanya, gejala kondisi ini bisa diketahui melalui beberapa perubahan yang dialami sebelum atau saat proses persalinan. Gawat janin bisa dikenali dengan mengamati beberapa gejala, seperti gerakan janin yang berkurang secara hamil sebaiknya tidak mengabaikan hal ini. Sebenarnya, pergerakan janin memang dapat berkurang menjelang persalinan. Hal itu disebabkan ruang gerak di dalam rahim berkurang. Namun, normalnya pergerakan janin tetap dapat terasa dan memiliki pola yang sama. Nah, jika ibu merasa pergerakan janin berkurang secara drastis, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. Baca juga Waspadai Anemia pada JaninJika ragu, ibu bisa coba membicarakan perubahan yang terjadi selama masa kehamilan pada dokter di aplikasi Halodoc. Dokter bisa dengan mudah dihubungi melalui Video/Voice Call dan Chat, kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips menjaga kehamilan dari dokter terpercaya. Yuk, download Halodoc sekarang di App Store dan Google Play untuk teman semasa hamil. Selain perubahan gerakan janin, gawat janin juga bisa ditandai dengan ukuran kandungan yang terlalu kecil dari usia kehamilan. Untuk mengetahui ukuran kandungan sesuai atau tidak, ibu bisa melakukan pengukuran tinggi puncak rahim alias tinggi fundus uteri. Pengukuran dimulai dari tulang kemaluan ke atas. Jika ukuran kandungan dirasa terlalu kecil untuk usia kehamilan, hal tersebut bisa jadi merupakan tanda gawat Pregnancy Association. Diakses pada 2020. Fetal Centre UK. Diakses pada 2020. My Baby is Small for Dates. Is Something Wrong?MedicineNet. Diakses pada 2020. Medical Definition of Fetal Diakses pada 2020. Fetal Distress.
Pemeriksaanurine adalah jenis pemeriksaan penunjang yang sering kali dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan, fungsi ginjal, serta apakah seseorang mengonsumsi obat-obatan tertentu. Selain itu, pemeriksaan urine juga biasanya dilakukan pada ibu hamil untuk memastikan kehamilan atau untuk mendeteksi preeklamsia.
Halodoc, Jakarta - Selama kehamilan, plasenta ibu menempel pada dinding rahim dan terlepas setelah melahirkan. Plasenta akreta adalah komplikasi yang terjadi saat kehamilan. Ini merupakan kondisi yang serius yang dapat terjadi saat plasenta menempel terlalu dalam ke dinding rahim. Plasenta akreta menyebabkan sebagian atau seluruh plasenta tetap melekat kuat pada rahim saat melahirkan. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan hebat setelah melahirkan. Kondisi plasenta akreta juga dianggap sebagai komplikasi kehamilan yang berpotensi mengancam jiwa. Bagaimana plasenta akreta dapat didiagnosis?Baca juga Dampak Plasenta Akreta Terhadap Ibu dan Bayi yang Perlu DiketahuiPentingnya Diagnosis Plasenta Akreta Sejak Dini Sering kali plasenta akreta ditemukan selama persalinan. Namun, kebanyakan ibu hamil didiagnosis memiliki kondisi ini selama kehamilan. Dokter biasanya akan melakukan persalinan sesar dini, kemudian mengangkat rahim ibu jika komplikasi terdeteksi sebelum melahirkan. Pengangkatan rahim ini disebut histerektomi. Plasenta akreta terkadang didiagnosis selama pemeriksaan ultrasonografi USG rutin. Namun, dokter biasanya juga akan melakukan beberapa tes untuk memastikan plasenta tidak tumbuh ke dinding rahim apabila ibu memiliki beberapa faktor risiko untuk plasenta akreta. Beberapa pemeriksaan umum untuk mengecek plasenta akreta meliputi tes pencitraan, seperti ultrasonografi atau magnetic resonance imaging MRI, dan tes darah untuk memeriksa alfa-fetoprotein tingkat tinggi. Diagnosis dini plasenta akreta sangat penting dilakukan karena dapat memungkinkan beberapa perawatan selama kehamilan. Tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kondisinya, dokter mungkin perlu terlihat dalam perawatan ibu. Tindakan yang diambil cukup serius dan perlu ada upaya untuk mencegah pengangkatan rahim histerektomi atau kehilangan darah yang dapat mengancam jiwa. Baca juga Ketahui Penyebab dan Komplikasi Plasenta Akreta pada Ibu HamilPada kasus yang parah, histerektomi dan transfusi darah mungkin tidak dapat dihindari walaupun sudah dilakukan diagnosis dini. Namun, risiko untuk komplikasi lain dapat dicegah. Pemantauan kehamilan yang berkelanjutan akan diperlukan setelah diagnosis plasenta akreta untuk memastikan hasil terbaik untuk ibu dan anak. Penyebab dan Faktor Risiko Terjadinya Plasenta AkretaBelum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan plasenta akreta. Namun, ahli menduga kondisi ini berkaitan dengan kelainan yang ada dalam lapisan rahim dan tingginya alfa-fetoprotein, protein yang diproduksi oleh bayi yang dapat dideteksi dalam darah ibu. Ketidakteraturan kondisi ini dapat disebabkan oleh jaringan parut setelah operasi sesar atau operasi rahim. Bekas luka ini memungkinkan plasenta tumbuh terlalu dalam ke dinding rahim. Ibu hamil yang sebagian atau seluruh plasenta menutupi serviksnya plasenta previa juga berisiko tinggi mengalami plasenta akreta. Namun, dalam beberapa kasus, plasenta akreta terjadi pada wanita tanpa riwayat operasi uterus atau plasenta previa. Melakukan tindakan persalinan sesar meningkatkan risiko plasenta akreta pada perempuan pada kehamilan berikutnya. Semakin sering operasi sesar yang dilakukan oleh seorang perempuan, maka semakin besar pula risikonya. Perempuan yang pernah melakukan sekali operasi sesar, memiliki kemungkinan 60 persen mengalami plasenta akreta. Baca juga Operasi Angkat Rahim untuk Pengobatan Plasenta AkretaSelain penyebab dan faktor di atas, beberapa faktor risiko lainnya juga meningkatkan seorang perempuan mengalami plasenta akreta, yaituPlasenta terletak di bagian bawah hamil di atas 35 kelainan rahim, seperti jaringan parut atau fibroid. Apabila plasenta akreta didiagnosis dan diobati dengan tepat, ibu hamil biasanya memiliki kesempatan untuk pulih sepenuhnya tanpa komplikasi yang berlangsung lama. Hanya saja, tidak ada cara untuk mencegah plasenta akreta. Hal yang perlu dilakukan hanyalah pemantauan kehamilan oleh dokter dengan cermat untuk mencegah terjadinya komplikasi jika ibu didiagnosis dengan kondisi ini. Itulah yang perlu ibu ketahui mengenai plasenta akreta. Jika ibu memiliki masalah terkait kehamilan saat ini, sebaiknya segera bicarakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc mengenai penanganan dan pencegahannya. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang!ReferensiHealthline. Diakses pada 2020. Pregnancy Complications Placenta Clinic. Diakses pada 2020. Placenta Accreta Diagnosis and Tests.
Kemudianintensitas pemeriksaan akan berubah menjadi seminggu sekali ketika usia kehamilan Mama menginjak usia 36 minggu. Pada fase ini, kemungkinan Mama akan menjalani beberapa tes untuk mengetahui perkembangan serta kondisi janin di dalam perut. Pemeriksaan apa saja ya yang akan dijalani di trimester akhir ini? Editors' Picks
Komplikasi seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan sejenisnya dapat berbahaya sehingga harus lebih sering dipantau. Hal serupa juga berlaku untuk imunisasi. Imunisasi sebaiknya tetap dilakukan sesuai jadwal, terutama untuk vaksin kedua dan selanjutnya serta vaksin booster. Akan tetapi, pemberian vaksin yang pertama kali dapat disesuaikan dengan situasi Anda. Kapan waktu terbaik untuk memeriksakan kehamilan? Setiap kehamilan itu unik dan setiap ibu menghadapi kondisi yang berbeda. Jadi, tidak mudah menentukan waktu pemeriksaan terbaik bagi semua ibu. Cara menentukannya adalah dengan pertimbangan dokter yang sebelumnya memeriksa Anda. Jika pemeriksaan terakhir Anda adalah bulan ini misalnya, dokter sudah tahu apa yang diharapkan pada pemeriksaan selanjutnya bulan depan. Asalkan tidak ada komplikasi, pemantauan bisa saja ditunda hingga dua atau tiga bulan setelahnya. Waktu pemeriksaan yang tepat bergantung pada kondisi ibu dan bayi. Namun, sebagai patokan umum, pemeriksaan trimester pertama boleh diberi jarak. Begitu memasuki trimester akhir, pemeriksaan perlu lebih rutin karena ada persiapan menuju persalinan, termasuk screening COVID-19 bagi ibu hamil. Jika pemeriksaan ditunda, apa risikonya bagi ibu dan janin? Menunda pemeriksaan kehamilan selama pandemi COVID-19 memang ada risikonya. Meski demikian, risiko ibu tertular COVID-19 juga sama besarnya. Ibu hamil kemudian bisa saja menularkan virus ke tenaga medis ataupun keluarga di rumah. Risiko yang pertama adalah Anda tidak bisa memonitor perkembangan janin. Ini berarti janin bisa saja kekurangan gizi. Mungkin ada perubahan pada janin yang tidak diketahui karena Anda tidak dapat melakukan pemeriksaan USG. Selain itu, kondisi dalam tubuh Anda mungkin juga berubah, tetapi dokter tidak dapat mendeteksinya kecuali dengan tes darah. Ini sebabnya penundaan pemeriksaan hanya berlaku untuk kehamilan tanpa komplikasi. Kedua, ketika terjadi kondisi darurat, tindakan medis untuk ibu juga jadi berisiko. Hal ini disebabkan karena ibu tidak sempat menjalani screening atau pemeriksaan penunjang. Tindakan operasi atau persalinan darurat bisa berdampak besar bagi ibu dan janin. Mencegah tertular COVID-19 saat pemeriksaan kehamilan Pencegahan COVID-19 pada ibu hamil sebenarnya sama dengan pencegahan pada umumnya. Bila ibu memang harus melakukan pemeriksaan kehamilan selama pandemi COVID-19, berikut beberapa tips untuk mengurangi risiko penularan Jangan membawa barang yang tidak perlu. Bahkan, Anda sebaiknya tidak perlu membawa ponsel ke ruang pemeriksaan. Menggunakan kendaraan pribadi saat pergi ke rumah sakit. Selalu menggunakan masker. Anda boleh memakai masker kain, yang penting pakailah dengan benar dan jangan dipegang. Mencuci tangan sebelum masuk dan setelah keluar dari rumah sakit. Begitu sampai di rumah, segera mandi, keramas, dan mengganti baju. Screening juga sama pentingnya untuk mencegah penularan. Pasalnya, terkadang ibu hamil tertular dari pasien tanpa gejala dan tidak sadar dirinya juga telah terjangkit. Screening dapat mencegah penularan ke tenaga medis atau bayi yang baru lahir. Sejauh ini, belum ada bukti bahwa virus SARS-CoV-2 bisa berpindah langsung dari tubuh ibu ke tubuh janin. Meski demikian, ibu dapat menularkan COVID-19 kepada bayi melalui proses persalinan dan menyusui. Tenaga medis juga bisa tertular COVID-19 apabila tidak mengenakan alat pelindung diri APD selama membantu persalinan. Inilah mengapa ibu harus menjalani tes screening COVID-19 terlebih dulu pada trimester akhir kehamilan. Saat Ibu Diduga Terinfeksi Coronavirus Melahirkan, Apa Dampaknya? Apa yang harus dilakukan ibu hamil menjelang persalinan? Ada banyak persiapan yang harus dilakukan ibu hamil menjelang persalinan. Maka dari itu, pemeriksaan kehamilan pada trimester akhir tetap perlu rutin dilakukan walaupun di tengah pandemi COVID-19. Setiap kali Anda pergi memeriksakan kehamilan, selalu lakukan upaya pencegahan dan jaga kebersihan diri. Ibu hamil dan suami sebaiknya jangan bepergian bila tidak terlalu penting, kecuali untuk mendapatkan penanganan medis. Simpan kontak dokter yang memeriksa Anda serta alamat rumah sakit terdekat untuk persalinan. Konsultasikan dengan dokter setiap kali terdapat tanda-tanda persalinan. Waspadai pula gejala COVID-19 maupun perubahan lain pada tubuh Anda. Persiapkan rute alternatif jika jalan di sekitar rumah Anda ditutup selama pembatasan sosial berskala besar PSBB. Selain langkah-langkah tersebut, proses kehamilan dan persalinan sejatinya dapat berjalan dengan normal. Pandemi COVID-19 tentu berdampak besar bagi ibu hamil, terutama bila menyangkut soal pemeriksaan kehamilan. Saya sendiri berpatokan bila keadaannya memungkinan, maka ibu sebaiknya kontrol. Jika tidak, ibu tetap bisa memantau kondisinya di rumah. Kuncinya yakni melihat kesehatan ibu dan janin serta rutin berkonsultasi dengan dokter sekalipun hanya melalui chat. Dengan cara ini, Anda bisa tetap menjaga perkembangan janin sekaligus mengurangi risiko penularan COVID-19. Pemeriksaanpenunjang pada setiap ibu hamil diperlukan un-tuk melakukan screening terhadap penyakit - penyakit yang dapat menyertai kehamilan pada setiap ibu hamil yang melakukan pemer-iksaan awal, namun pada ibu hamil dengan kunjungan ulang pemerik-saan penunjang dilakukan atas ind-ikasi. Berikut langkah-langkahnya : 1. Pemeriksaan Hemoglobin a. Selain pada wanita, pemeriksaan hCG juga bisa dilakukan pada pria untuk membantu mendeteksi kanker testis. Untuk mendiagnosa kondisi kanker, tes alpha-fetoprotein mungkin diperlukan. Bagaimana prosedur pemeriksaan hCG? Tes human chorionic gonadotropin dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu memeriksa sampel darah atau dengan sampel urine. Tes darah hCG umumnya lebih akurat daripada tes urine. Namun, tes urine lebih umum dilakukan karena prosedurnya yang lebih mudah dan Anda bisa melakukan tes kehamilan sendiri di rumah dengan cara tersebut. Pengambilan sampel darah Pemeriksaan hCG dalam darah dilakukan dengan mengambil sampel darah dari pembuluh darah vena di lengan dengan langkah-langkah berikut. Petugas kesehatan membersihkan area kecil di lengan atau siku bagian dalam dengan lap antiseptik atau kapas alkohol. Untuk memudahkan penyuntikkan, dokter akan mengikatkan sabuk elastis di sekitar lengan atas sampai pembuluh darah Anda membesar. Pembuluh darah kemudian ditusuk dengan jarum yang terhubung dengan wadah berupa tabung kecil. Setelah darah diambil, dokter akan melepaskan jarum lalu menutup bekas tusukan dengan perban untuk mencegah pendarahan. Anda perlu menekuk lengan beberapa menit untuk mempercepat penutupan luka di kulit. Pengambilan sampel urine Pemeriksaan hCG dengan sampel urine perlu memperhatikan hal-hal berikut. Sebaiknya sampel urine yang digunakan berasal dari air kencing pertama di pagi hari saat jadwal pemeriksaan. Selain urine pagi hari, urine dari 4 jam setelah buang air kecil terakhir juga bisa digunakan. Dianjurkan menggunakan sampel urine di waktu-waktu tersebut karena memiliki kadar hCG yang tinggi sehingga hasilnya akan lebih akurat. Untuk mengambil sampel urine, Anda akan diminta untuk melakukannya sendiri di rumah atau di toilet di rumah sakit. Berikut langkah-langkah yang perlu Anda lakukan. Pastikan penampung sampel urine yang Anda gunakan bersih dan kering. Letakkan penampung tersebut di dekat kemaluan tepat mengenai aliran air kencing. Jangan biarkan ujung penampung menyentuh area kelamin. Jagalah sampel urine dari percikan air dan zat asing lainnya seperti tisu, rambut kemaluan, kotoran, atau darah. Tutup penampung dengan hati-hati dan bawalah ke laboratorium. Usahakan membawa sampel urine tersebut dalam waktu kurang dari 1 jam. Bila terlambat, simpan sampel di kulkas atau ulangi proses pengambilan sampel pada hari berikutnya. Setelah mengambil sampel darah ataupun sampel urine, Anda akan diminta untuk menunggu hasilnya. Biasanya, hasil tes dapat diperoleh pada hari yang sama. Selanjutnya, Anda perlu berkonsultasi lagi dengan dokter untuk membicarakan hasil tes yang sudah Anda lakukan. Bagaimana cara membaca hasil pemeriksaan hCG? Hasil pemeriksaan dengan metode kualitatif atau beta hCG cukup sederhana. Hanya berupa nilai positif atau negatif. Hasil positif menandakan bahwa terdapat hormon hCG dalam urine sedang hamil. Hasil negatif menandakan bahwa tidak terdapat hormon hCG dalam urine tidak hamil. Bila hasilnya negatif tetapi dokter tetap mencurigai Anda hamil, biasanya akan dilakukan pemeriksaan human chorionic gonadotropin dengan sampel darah. Pilihan lainnya, Anda mungkin diminta mengulang tes seminggu kemudian. Untuk mendeteksi kehamilan, biasanya metode kualitatif sudah cukup. Namun, dalam kondisi tertentu, mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk mengetahui kadarnya dengan metode kuantitatif. Pemeriksaan metode kuantitatif akan menunjukkan informasi yang lebih lengkap, yaitu sebagai berikut. Hasil normal Skor normal pada hasil tes biasanya bervariasi dari satu laboratorium dengan laboratorium lainnya tergantung skala pengukuran yang digunakan. Oleh karena itu, sebaiknya Anda tidak menebak-nebak dan menunggu hasil penjelasan dokter. Selain itu, dokter juga perlu memeriksa hasil tes berdasarkan kondisi kesehatan Anda dan faktor lainnya. Pada pria normal dan wanita yang sedang tidak hamil, kadar hormon hCG dalam darah kurang dari 5 IU international unit per liter. Sementara pada kehamilan, hasil pemeriksaan hCG biasanya akan meningkat seiring dengan usia kehamilan. Melansir Pregnancy Birth dan Baby, berikut peningkatan kadar human chorionic gonadotropin dalam darah dari waktu ke waktu. 3 minggu setelah hari pertama haid terakhir HPHT 5-70 IU/liter. 4 minggu setelah HPHT 50-750 IU/liter. 5 minggu setelah HPHT 200-7100 IU/liter. 6 minggu setelah HPHT 160 – 32,000 IU/liter. 7 minggu setelah HPHT 3,700 – 160,000 IU/liter. 8 minggu setelah HPHT 32,000 – 150,000 IU/liter. 9 minggu setelah HPHT 64,000 – 150,000 IU/liter. 10 minggu setelah HPHT 47,000 – 190,000 IU/liter. 12 minggu setelah HPHT 28,000 – 210,000 IU/liter. 14 minggu setelah HPHT 14,000 – 63,000 IU/liter. 15 minggu setelah HPHT 12,000 – 71,000 IU/liter. 16 minggu setelah HPHT 9,000 – 56,000 IU/liter. 16 sampai 29 minggu setelah HPHT trimester kedua 1,400 – 53,000 IU/liter. 29 sampai 41 minggu setelah HPHT trimester ketiga 940 – 60,000 IU/liter. Kadar hCG sangat tinggi Kadar hCG yang sangat tinggi saat hamil mungkin menandakan Anda mengalami kondisi seperti kehamilan kembar seperti kembar dua atau tiga, kehamilan molar kehamilan anggur, janin mengalami sindrom Down, atau kehamilan Anda sudah berusia lebih lama dari perkiraan. Sementara itu, bila ditemukan kadar hCG yang tinggi pada pria atau wanita yang tidak hamil, kondisi ini bisa berarti berikut. Terdapat tumor yang berkembang dari sperma atau sel telur, seperti tumor testis atau tumor ovarium. Kemungkinan adanya kanker, seperti kanker perut, pankreas, usus besar, hati, atau paru-paru. Kadar hCG rendah Hasil pemeriksaan hCG yang menunjukkan kadar yang rendah bisa berarti Anda mengalami kondisi kehamilan ektopik, kematian bayi dalam kandungan stillbirth, atau usia kehamilan Anda ternyata lebih muda dari perkiraan. Bila kadar hormon tersebut berkurang secara tidak normal saat hamil kemungkinan besar menandakan Anda mengalami keguguran. . 244 236 234 381 113 498 391 118

pemeriksaan penunjang pada ibu hamil