- Keris yang merupakan salah satu mahakarya Indonesia yang kini telah diakui Unesco sebagai salah satu warisan dunia, masih memiliki banyak peminat baik itu dari masyarakat dalam negeri maupun masyarakat luar negeri. Fungsi dan pandangan masyarakat terhadap keris di era saat ini tentu saja berbeda dengan ratusan tahun silam. Jika dimasa lalu keris selain digunakan sebagai pelengkap busana, identitas diri, juga digunakan sebagai alat bela diri. Baca Juga Penemuan Paling Lengkap dan Utuh Bayi Mammoth yang Dibekukan oleh Lapisan Es Namun, di masa sekarang keris lebih difokuskan sebagai benda seni. Tetapi tidak menutup kemungkinan kepemilikan sebuah keris agar dapat mendapat tuah magis dari sebuah keris terus terjaga hingga kini. Bicara tentang keris memang tidak bisa terpisah dari hal-hal yang berada di luar nalar. Adanya nilai magis dalam sebilah keris memang telah menjadi rahasia umum. Hanya saja masyarakat banyak yang salah menafsirkan tentang kemagisan dalam sebilah keris. Banyak yang beranggapan bahwa jika nilai magis dalam sebilah keris tercipta karena adanya sosok gaib yang mendiami sebilah keris. Anggapan semacam ini tidaklah sepenuhnya benar. Baca Juga Perjalanan Cinta dan Perempuan-perempuan di Sekitar Elon Musk Kemagisan dalam sebilah keris ini terjadi karena terkabulnya do’a dari empu yang membuat keris tersebut. Para empu saat membuat keris tidak hanya menempa besi dan baja saja. Mereka para empu juga melakukan serangkaian ritual dan memanjatkan do’a kepada Tuhan agar keris yang dibuat akan bermanfaat bagi pemiliknya. Hal itulah yang membuat para pecinta keris sering mengatakan bahwa keris adalah perwujudan doa dari si empu agar pemegang keris dapat mewujudkan apa yang menjadi cita-citanya. Baca Juga Kekeringan Berkepanjangan Menjadi Penyebab Utama Runtuhnya Peradaban Bangsa Maya Di masa lalu keris juga menunjukkan identitas sosial pemegangnya. Namun, karena terjadi perubahan jaman. Hal semacam ini tidak terjadi lagi. Di masa lalu ada keris dengan jenis tertentu yang hanya dimiliki oleh kalangan petani. Anehnya, keris yang semacam ini di jaman sekarang justru banyak yang berminat untuk memilikinya. Keris yang dimaksud adalah keris kebo lajer dengan pamor tilam sari. Keris kebo lajer ini diyakini telah ada semenjak era majapahit. Umumnya mereka yang punya keris ini memiliki keinginan agar tanaman yang ditanam tidak gagal panen. Terkini
DimaharkanKeris Pusaka Kebo Lajer, merupakan salah satu keris pusaka koleksi spesial dari kami yang memiliki banyak sekali manfaat untuk hal pengasihan dan pemikat lawan jenis. Pusaka Ini bisa dimiliki oleh siapa saja baik laki-laki maupun perempuan. Sangat mudah digunakan karena tanpa mantra atau lelaku yang neko-neko.
MAHAR Rp. Tn. A Terengganu Kode GKO-90 Dhapur Kebo Lajer Pamor Banyu Tetes Tangguh Pajajaran Abad XII Sertifikasi Museum Pusaka TMII No 322/ Asal-usul Pusaka Klaten, Jawa Tengah Ulasan Keris serta tosan aji diyakini berasal dari budaya agraris. Setidaknya, bentuknya diilhami dengan bentuk-bentuk tumbuhan dan binatang yang akrab dengan kehidupan masyarakat agraris. Sejak munculnya keraton Pajang yang berlokasi di pedalaman, praktis ekonomi keraton tak lagi mengandalkan hasil kelautan dan perdagangan dengan pihak luar. Hasil pertanian dan perkebunan menjadi sektor penopang keuangan Keraton. Bahkan di keraton Kasunanan Surakarta kini bahkan tersimpan unsur agraris yang tetap hidup, yaitu adanya peliharaan kerbau bule. Babad Tanah Jawi menyebut peristiwa Geger Pacinan. Rusaknya kraton di Kartasura, dianggap merupakan tanda hilangnya landasan kosmogonis kraton sebagai sentrum kekuasaan, sehingga perlu dibangun kraton baru. Pada zaat zaman PB II hendak mencari lokasi baru untuk keratonnya, maka dilepaskanlah Kanjeng Kiai Slamet. Kerbau keramat itu ternyata berhenti di desa Sala, di dekat Bengawan Solo. Barangkali Raja meyakini, naluri binatang yang selalu menjadi alat bantu pengolah sawah itu bisa menangkap aura tanah yang baik. Kerbau akan berhenti dan cenderung enggan pergi dari tempat nyaman. Percaya atau tidak keberadaan kerbau di lingkungan keraton, menjadi saksi nyata bahwa Keraton Mataram contohnya dibangun dengan landasan jiwa dan pikiran agraris. Meski terbilang dhapur keris lurus yang sederhana, keris kebo lajer memiliki penggemar dan pecinta fanatiknya sendiri karena dipercaya dapat menjadi piandel, Kebo Lajer Kerbau jantan adalah lambang akan ketangguhan dalam artian mampu untuk bekerja keras menjadi tulang punggung keluarga , dan penarik Rejeki juga bisa diartikan sebagai lambang kemakmuran. Salah satu keunikan dari keris Kebo Lajer ini adalah pada bagian sor-soran terdapat relief cah angon gembala membawa cemeti mirip batang tumbuhan sedang menggembalakan kerbau jantannya. Pada sisi bilah yang menghadap ke kiri, relief kebo dan cah angon masih tampak jelas, sedangkan pada sisi sebaliknya menghadap ke kanan relief yang ada sudah tampak pudar. Dari segi pembuatan relief ini sangat dimungkinkan disusulkan setelahnya bukan sejaman dengan teknik etsa. Menghias keris dengan proses etsa dilakukan dengan cara membuat profil yang dikehendaki pada permukaan bilah keris dengan cairan malam lilin untuk menggambar kain batik kemudian direndam dengan larutan khusus belerang, garam yang mempunyai sifat asam. Bagian yang tidak tertutup lilin/malam akan tergerus oleh larutan khusus itu sedangkan yang tertutup akan tetap utuh dan menjadi timbul. Hingga sekarang cara ini masih dilakukan. Bedanya, yang digunakan bukan lagi lilin, melainkan cat atau bahan kimia sejenis. Hiasan dengan teknik etsa umumnya tidak diberi emas. Keunikan lainnya adalah pada permukaan bilah keris tampak seperti bekas pijitan-pijitan tangan. Keris dengan bentuk signature pijitan tangan diyakini buatan Ni Mbok Sombro, salah satu Empu Pajajaran yang terkenal. Konon pembuatannya adalah dengan cara dipijit-pijit bukan ditempa. Untuk kebenaran cerita/mitos ini memang diperlukan referensi/penelitian yang lebih lanjut lagi. Kemudian bagian pesi juga tidak ketinggalan uniknya, yakni dibuat dengan cara diuntir. Untuk keris-keris sepuh terutama Pajaran memang seringkali ditemukan teknik untiran seperti ini walaupun jumlahnya tidak lebih banyak daripada pesi pada umumnya. Sedangkan gambaran pamor tetesing warih atau juga disebut banyu setetes serupa dengan pamor wos wutah. Namun diantara sela-sela garis pamor terdapat banyak bulatan-bulatan kecil. Bulatan atau lingkaran itu tidak rata ukurannya, ada yang besar adapula yang kecil, ada yang tersusun sampai tiga lapis, namun ada juga yang tidak merupakan susunan lingkaran. Bulatan-bulatan pada pamor tetesing warih, terkadang tidak bulat benar, ada yang agak gepeng, ada yang mencong. Namun karena adanya bulatan-bulatan itu, banyak orang yang menyangka bahwa itu pamor Udan Mas. Pamor Tirta Tumeter yang artinya tetesan air. Rejeki yang lumintu, walaupun sedikit demi sedikit tetapi selalu ada saja. Itulah yang utama tuah dari Banyu Tetes. Warangka Wulan Tumanggal Keris Kebo lajer ini semakin menarik dengan sandangan atau perabot warangka lamen yang sudah sangat jarang ditemui, dimana bentuknya menyerupai “bulan sabit” oleh orang Jawa digunakan untuk memperkirakan tanggal lebih dikenal sebagai “Warangka Wulan Tumanggal” atau “Penanggalan”. Bentuknya yang khas memberikan penilaian bahwa bentuk warangka ini lahir seiring dengan berkembangnya agama Islam di Nusantara Kesultanan Demak. Tetapi kemudian di Jawa sendiri, sejak mataram terakhir sebelum terpecah menjadi Surakarta dan Yogyakarta, bentuk warangka wulan tumanggal ini mulai ditinggalkan. Walaupun di pulau Jawa sudah “punah”, tetapi “keturunan” warangka itu masih ada di luar Pulau Jawa, dan disebut sarung keris sampir bahari bangkinang, atau Dua Hari Bulan, yang sampai kini digunakan orang di Riau kepulaun dan Kelantan Malaysia, serta Surathani Thailand. Dihiasi dengan mendak perak lamen, pendok krawangan sepuh perak dan tembaga menambah keanggunannya. – Dialih-rawatkan dimaharkan sesuai dengan foto dan deskripsi yang tertera. Contact Person Griyokulo Gallery Jl. Teluk Peleng 128A Kompleks TNI AL Rawa Bambu Pasar Minggu Jakarta Selatan Facebook Griyo Kulo SMS/Tlp/WA 0838-7077-6000 Pin BB 5C70B435 Email admin ———————————— – error Courtesy of Griyokulo. Silahkan hubungi kami jika membutuhkan informasi, atau sharing kawruh atau sumbangsih dsb. Matur sembah nuwun. Salam Budaya
adalahperkiraan manfaat atau tuah keris, tombak, atau tosan aji lainnya. Sebagian pecinta keris percaya bahwa keris memiliki 'isi' yang disebut angsar. Kegunaan atau manfaat angsar keris ini banyak macamnya. Ada yang menambah rasa percaya diri, ada yang membuat lebih luwes dalam pergaulan, ada yang membuat nasihatnya di dengar orang.
Dhapur Keris Kebo Teki Dhapur Keris Kebo Teki – Keris Kebo Teki atau sering disebut juga Keris Mahesa Teki adalah salah satu dhapur Keris lurus dengan gandhik agak panjang dan bilah pipih agak lebar jika dibandingkan dengan Keris lainnya. Terdapat beberapa ricikan pada Keris Kebo Teki/Mahesa Teki, antara lain Kembang kacang Jalen Lambe gajah seringkali lebih dari satu Blumbangan Pada zaman dulu Keris Kebo Teki/Mahesa Teki banyak dimiliki oleh golongan terhormat seperti para tuan tanah, para sodagar dan pedagang hasil bumi. Keris Kebo Teki memiliki makna filosofi Kerbau yang sedang menjalani laku teteki atau yang disebut juga dengan laku mati raga bertapa. Secara spiritual Kebo/Kerbau sering juga dipersepsikan sebagai sosok Panuntun. Sebagai panuntun, Kebo/Kerbau dipahami memiliki fisik yang kuat dan besar, rajin bekerja, setia dan sabar. Di samping itu para orang tua jaman dulu telah mewarisi kearifan lokal serta tradisi leluhur di bidang agraris yang memandang Kebo/Kerbau sebagai “Rojokoyo” yang maknanya adalah “Rojo” artinya Raja dan “Koyo” artinya kaya. Jadi maknanya adalah Kerbau yang dipahami sebagai “Raja” untuk mendapat hasil yang berlipat ganda misalnya dari membajak sawah. Maka tidak heran jika dipandang dari sisi materialistik, Kerbau memberikan optimisme dalam menjalani hidup. Segala sesuatu di dunia ini pada hakikatnya memang dari TUHAN. Namun, sebagai Manusia kita diwajibkan untuk berusaha, baik secara lahir maupun secara batin untuk dapat keluar dari segala kesulitan dan meraih cita-cita. Dalam laku “Teteki” sendiri, salah satunya dijalani dengan laku Topo kungkum atau berendam di sungai tempuran pada malam hari. Topo kungkum dipahami sebagai laku pembersihan diri untuk membersihkan dari segala sengkala kesialan dalam kehidupan yang membuat usaha dan cita-cita kita tersendat, dan merupakan wujud pertobatan Manusia untuk dapat mencapai hidup yang lebih baik. Tetapi sebenarnya terdapat kiasan makna yang lebih dalam dari pada sekedar hanya berendam di sungai saja. “Nempur” di sungai tempuran bukan berarti aktifitas fisik saja akan tetapi lebih bermakna spiritual. Aliran sungai atau air adalah lambang dari sumber kehidupan di alam semesta ini, dan sumber kehidupan yang sejati adalah Allah Yang Maha Esa. Oleh karena itu “nempur” sesungguhnya adalah menyongsong campur tangan atau pitulungan pertolongan dari Yang Maha Kuasa. Keris Kebo Teki adalah sebuah visi dari pemiliknya yang ingin mewujudkan kemudahan hidup, keselamatan dunia-akhirat, dan kemakmuran sampai pada keturunannya yang tentu saja harus dijemput dengan sebuah lelaku ikhtiar. Tags cara menggunakan keris kebo lajer, ciri ciri keris kebo lajer, Dhapur Keris Kebo Teki, filosofi keris dapur kebo dengen, filosofi keris kebo dengen, jual keris kebo teki, jual keris mahesa teki, keris kebo kantong, keris kebo lajer pajajaran, keris kebo lajer pamor banyu mili, khasiat dan kegunaan keris kebo lajer
Kerismerupakan karya seni warisan budaya bangsa yang mengandung nilai pesan keluhuran dan budi pekerti, karena itu Pemerintah telah memasukan Keris dalam Kurikulum pelajaran formal sebagai Ilmu Seni Budaya. Yoni adalah khasiat secara spiritual sesuai harapan dan tujuan sang empu melalui ritual saat pembuatan. Keris Kebo Lajer Dapur
Filosofi Dapur Mahesa Lajer Dan Pesan Bijak Sang Empu – Dapur keris yang juga di sebut Kebo lajer ini nampaknya menjadi sebuah Keris Pusaka yang banyak dicari oleh banyak kolektor Keris. Sebuah Pusaka yang membawa harapan besar dari sang Empu kepada si pemilik, agar mampu mengaplikasikan sikap layaknya Seekor Kerbau Jantan yang giat bekerja di jalan kesucian guna menghidupi semua anggota keluargannya. Selain harapan yang besar, tersemat pula doa yang mulia pada Sebilha Kebo Lajer ini. Yakni Doa untuk menolak wabah penyakit Seperti sekarang ini, yang semakin meluas di seluruh penjuru dunia. Dan juga Sebuah doa dimanan diharapkan nantinya si pemegang Pusaka ini Mampu menjadi sosok yang Arif dan disakralkan. Asal Mula Dapur Mahesa Lajer Tercipta Terdapat beberapa ricikan pada Keris Kebo/Mahesa Lajer, antara lain Kembang kacang, Jalen, Lambe gajah seringkali lebih dari satu, kadang juga tidak ada, Blumbangan. Sebagaimana dalam kepercayaan ummat hindu atau kejawen, kerbau merupakan hewan suci yang erat kaitannya dengan dewa Nandini, tunggangan Dewa Shiwa. Dimana kerbau Nandini memiliki watak bijak, berani, pemberi dan sangat setia pada bendoronya. Karena, kepercayaan ini sudah ada sejak jaman lampau, keris Kebo sering di miliki oleh para pengreh praja seperti, lurah, bupati, raja, bahkan golongan resi dll. Mereka percaya keris Dhapur Kebo Lajer bertuah untuk mengamankan dan mensucikan daerah kekuasaanya dari serangan hama tanaman, mengangkat drajat dan wibawa serta menghalau wabah dari berbagai penyakit. Hal ini terbukti dari adanya Pusaka milik Keraton Yang Berdapur Mahesa Lajer atau Kebo Lajer yaitu, Kanjeng Kiai Ageng Mahesa Nular yang merupakan pusaka persembahan dari Kiai Mandureja kepada Nyai Mas Ageng Danureja I, isteri Sri Sultan Hamengku Buwono IV. Konon, keris tersebut sengaja dihadiahkan sebagai penambah kharisma Kasultanan beserta seluruh keravatnya di mata manca nagari. Nama KEBO atau MAHESA sendiri, pada masa lampau, banyak dipakai oleh segenap Kesatria yang mana, di pundaknyalah beban tegaknya pilar sebuah Negara. Dari fakta tersebut gelar KEBO atau MAHESA adalah satu nama yang cukup di hormati kedudukannya. Baca Juga Keistimewaan Keris Pusaka Kebo Kantong Era Pajajaran Kesakralan Hewan Kerbau atau Mahesa Terjaga Hewan KERBAU atau MAHESA, sebenarnya Cukup dihormati. Bahkan hingga saat ini jika kirab suro-an di keraton solo pun Kerbau Kyai Slametlah. Yang menjadi Cucuk lampahnya atau penjaga ujung tombak. Beberapa kali ditemukan koleksi pusaka Berdapur Kebo atau Mahesa Lajer warisan milik seorang petinggi negara. Ternyata merupakan Pusaka Utama yang diwariskan oleh leluhurnya. Setelah ditelusuri silsilahnya ternyata, sebagian dari mereka masih memiliki Garis keturunan dari darah biru hingga seorang RAJA. Sebagian pecinta keris lain, mengatakan tuah Kebo Lajer diperuntukkan sebagai menambah atau memperkuat untuk. Membantu penghidupan petani, menyuburkan tanaman, penambah wibawa bahkan pesugihan. Menolak wabah penyakit ternak sehingga ternak dapat berkembang dengan baik serta memberikan haasil yang berlipat, tentu dengan kehendak sang pencipta. Chat Langsung Dengan RM. Ashraff Sigid Untuk PEMAHARAN dan KONSULTASI Pusaka. RM. Ashraff Sigid – Kolektor Keris & Guru Spiritual
KerisKebo Lajer Sepuh - Jawa Antik Nusantara - Pemaharan Benda Antik xxxxx
. 418 363 105 231 486 320 459 229
khasiat dan kegunaan keris kebo lajer