Orangdengan karakter seperti ini sering disebut sebagai orang yang haus pujian. Berikut 5 ciri orang yang haus pujian, yuk simak! 1. Sering Berlebihan dalam Menonjolkan Diri. Berusaha untuk menonjolkan kemampuan yang dimiliki semestinya merupakan hal yang wajar untuk dilakukan. Namun, kita juga perlu mengetahui batasannya.
Jawabanalasan nya karena untuk mendapatkan nilai yang bagus, membangakan orang tua dan untuk mendapatkan pujian orang lain. Penjelasansemoga membantu maaf kalau slh Jawabanalasanya adalah orang berprestasi sering mambanggakan orang tua nya,
Saatanak mendapat nilai yang baik dalam pelajaran, berikanlah pujian yang baik. Saat terjadi hal sebaliknya, jangan serta merta menyalahkan anak. Ajak anak untuk bersama-sama mengevaluasi mengapa nilainya bisa buruk. Tekankan bahwa orang tua menghargai proses belajar yang telah dilakukan anak daripada hanya melihat hasil nilainya. Peran orang
Unduh PDF Unduh PDF Berhasil membuat orang lain kagum atau bahkan merasa hormat dengan Anda? Selamat! Lantas, seperti apa tanggapan yang sebaiknya Anda berikan kepada orang tersebut? Jika Anda kerap merasa kesulitan untuk merespons pujian yang diterima, inilah saat yang tepat untuk mempelajari cara menerima dan menghargai pujian dari orang lain. Kiat yang pertama dan utama, hindari dorongan untuk merendahkan diri atau menyederhanakan kerja keras Anda. Alih-alih, akui pujian tersebut dan ucapkan terima kasih. Toh Anda memang pantas menerimanya, bukan? 1 Cukup katakan “Terima kasih.” Jangan berpikir terlalu rumit atau berusaha mencari makna terselubung dari komentar semua orang. Dengan kata lain, jika seseorang memuji Anda, berikan tanggapan yang paling sederhana yaitu ucapan terima kasih.[1] Misalnya, jika seseorang memuji penampilan Anda, padahal Anda sedang merasa kurang cantik atau tampan, cukup ucapkan, “Terima kasih.” Jangan mencari “makna tersembunyi” atau membuat interpretasi mengenai pujian tersebut untuk menyangkal ketulusannya! Dengan kata lain, terima pujian tersebut sebagaimana adanya. Misalnya, jika seseorang berkata, “Rambutmu bagus sekali hari ini!” jangan menganggapnya sedang berkata secara tersirat bahwa rambut Anda di hari-hari lain tidak bagus. 2 Ekspresikan rasa syukur Anda. Terlepas dari setuju atau tidaknya Anda dengan pujian tersebut, jangan ragu mengucapkan terima kasih karena orang tersebut telah bersedia meluangkan waktunya untuk memuji Anda.[2] Misalnya, jika seseorang memuji perilaku anjing Anda yang sangat penurut, tanggapi pujian tersebut dengan berkata, “Wah, kamu baik sekali. Terima kasih.” 3 Berikan pengakuan jika diperlukan. Jika seseorang memberikan pujian untuk hal-hal yang tidak Anda lakukan sendirian, jangan lupa mengakui kinerja orang-orang yang membantu Anda. Hal ini terutama penting untuk dilakukan ketika Anda menerima pengakuan untuk suatu pencapaian. Ingat, jangan pernah lupa memberikan pengakuan untuk orang-orang yang telah mengontribusikan tenaganya untuk membantu Anda.[3] Misalnya, jika adik Anda membantu menyiapkan makanan yang Anda sajikan untuk tamu, jangan lupa menyebut namanya ketika para tamu yang hadir memuji rasa masakan Anda. Misalnya, Anda bisa berkata, “Terima kasih, tadi Abby membantuku memasak makanan itu. Senang sekali kalau kalian menyukainya.” 4 Kembalikan pujian yang diterima. Salah satu cara yang positif untuk menanggapi pujian seseorang adalah dengan mengembalikannya. Meski Anda tidak harus mengucapkannya saat itu juga, teruslah mengingat pujiannya dan cari aspek positif dari orang tersebut yang juga bisa Anda puji. Amati hal-hal positif yang dilakukan oleh orang-orang di sekitar Anda dan tunjukkan pengakuan Anda.[4] Biasakan diri untuk mencari hal-hal yang positif dari orang lain dan mengekspresikan kekaguman Anda dengan jujur. Percayalah, semua orang akan merasa bahagia jika kerja keras dan perilaku positifnya diakui oleh orang lain. Oleh karena itu, jangan ragu menunjukkan bahwa Anda menyadari kebaikan hati dan pencapaian mereka. 5 Bersyukurlah. Banyak orang khawatir terlihat terlalu percaya diri atau justru canggung ketika menerima pujian. Kuncinya agar tidak terlihat demikian adalah dengan menerima pujian tersebut sebagaimana adanya. Misalnya, memberikan tanggapan seperti “Aku tahu, terima kasih” dapat terdengar kurang sopan, sekalipun maksudnya adalah untuk mengakui kerja keras Anda. Alih-alih, berusahalah untuk menunjukkan rasa terima kasih dengan hangat dan penuh penerimaan.[5] Misalnya, jika Anda telah bekerja keras untuk mempresentasikan materi dan berhasil melakukannya, tidak perlu menyampaikan seluruh informasi tersebut secara mendetail ketika dipuji. Alih-alih, Anda bisa mengakui kerja keras tersebut dengan berkata, “Terima kasih, aku sudah bekerja keras untuk menyelesaikannya. Senang sekali Anda bisa menikmatinya.” 6 Tunjukkan ekspresi nonverbal yang tepat. Dengan kata lain, tunjukkan seberapa besar penerimaan Anda terhadap pujian yang diterima melalui bahasa tubuh. Tatap mata orang tersebut dan tunjukkan ketertarikan serta keterlibatan Anda melalui ekspresi wajah yang tepat. Secara khusus, jangan menyilangkan tangan di depan dada yang sejatinya mengindikasikan bahwa Anda tidak bisa menerima atau sulit memercayai pujian tersebut.[6] Ketika menerima pujian, senyuman Anda sejatinya sudah cukup menjelaskan seberapa besar rasa terima kasih Anda kepada orang tersebut. 7 Belajarlah menanggapi ejekan berbulu pujian. Beberapa orang gemar memberikan memberikan pujian yang sarkastis untuk menyamarkan ejekannya. Misalnya, Anda mungkin pernah mendengar pujian seperti, “Wah, dekorasi liburanmu boleh juga ya, walaupun uang yang kamu keluarkan sedikit sekali." Menanggapi pujian semacam ini memang sedikit rumit, terutama karena Anda perlu terlebih dahulu mengevaluasi makna yang sebenarnya. Jika mereka hanya mencari perhatian atau simpati, silakan mengabaikannya atau hanya menanggapi aspek yang positif dalam pujian tersebut. Namun, jika mereka terlihat benar-benar tidak bermaksud buruk, cukup ucapkan terima kasih dan pergilah dari hadapannya. Misalnya, salah seorang kerabat mungkin akan memberikan pujian semacam ini untuk mengomentari kehidupan pernikahan Anda. Alih-alih tersinggung, cukup ucapkan, “Terima kasih, Tante Maude!” Jika ternyata mereka hanya ingin mencari perhatian Anda, seperti dengan berkata, “Kamu cantik lho, hari ini. Kenapa sih, nggak mau berpakaian begini lebih sering?” cukup tanggapi aspek yang positif dari kalimat tersebut dengan berkata, “Terima kasih karena kamu sudah menyadarinya.” Iklan 1 Akui kekuatan Anda. Jika hujan pujian kerap membuat Anda merasa malu karena tidak ingin terlihat pamer atau sombong, pahamilah terlebih dahulu bahwa pengakuan tersebut memang layak Anda terima. Menerima pujian tidak merepresentasikan kesombongan! Jika seseorang memuji performa istimewa Anda di sebuah proyek, akuilah bahwa Anda memang telah bekerja keras, dan ucapkan terima kasih karena mereka telah menyadarinya.[7] Misalnya, jika Anda telah bekerja sangat keras untuk menghasilkan materi presentasi yang istimewa dan seseorang berkata, “Wow, presentasimu bagus sekali!” akui usaha Anda dengan berkata, “Terima kasih! Aku memang berusaha keras untuk menghasilkan materi presentasi yang terbaik.” 2 Jangan menegasi pujian yang diterima. Kemungkinan, Anda tergoda untuk menyangkal pujian yang diterima agar terlihat rendah hati. Padahal, dengan mengucapkan kalimat seperti, “Ah, biasa saja, kok,” atau “Nggak perlu dipuji ah, cuma begini, kok,” sejatinya Anda sedang merendahkan diri, merendahkan pujian yang diterima, dan merendahkan orang yang memberikannya! Lagi pula, orang tersebut juga bisa merasa sakit hati ketika pujiannya ditolak.[8] Misalnya, jika seseorang memuji kebersihan rumah Anda, hindari dorongan untuk berkata, “Aduh, ini masih kotor! Aku belum membersihkan rumah selama satu minggu, lho.” Reaksi semacam itu justru dapat membuat mereka sungkan atau bahkan memandang Anda sebagai orang yang jorok. 3 Pandang diri Anda dari kacamata orang lain. Luangkan waktu untuk merefleksikan setiap pujian yang Anda terima. Terlepas dari perasaan atau penilaian pribadi Anda terhadap kebenaran pujian tersebut, berusahalah meluangkan waktu untuk memandang diri Anda dari kacamata orang lain. Kemungkinan besar, Anda akan menemukan sesuatu yang positif dari diri sendiri dan merasa lebih baik setelahnya.[9] Misalnya, jika performa Anda di kantor selalu berbuah pujian, artinya orang lain memang menyadari seberapa istimewanya kinerja Anda. Pahamilah bahwa evaluasi mandiri cenderung lebih “tajam” atau menuntut daripada evaluasi yang diberikan oleh orang lain. Itulah mengapa, jika Anda merasa terus-menerus meragukan pujian yang diterima, kemungkinan besar ada hal yang harus diubah dari proses evaluasi mandiri Anda. 4 Tingkatkan harga diri. Jika mampu menilai diri secara positif, kemungkinan besar pujian dari orang lain ketika menyadari kepositifan yang sama justru akan membuat Anda senang. Itulah mengapa, Anda perlu belajar meningkatkan harga diri untuk mengurangi resistansi diri terhadap pujian.[10] Caranya, berpikirlah positif mengenai diri sendiri dan sadari nilai diri Anda.[11] Misalnya, tuliskan hal-hal yang Anda sukai dari diri sendiri dan baca kembali daftar tersebut kapan pun rasa rendah diri mulai muncul. Iklan Jangan mengubah topik sebelum mengakui pujian yang diterima. Jika orang lain bersedia meluangkan waktunya untuk memuji Anda, kemungkinan besar pujian tersebut memang tulus dan harus disikapi dengan tulus pula. Berikan tanggapan yang singkat, lugas, dan jelas. Tidak perlu berusaha menutupi rasa malu atau canggung dengan puluhan kata yang tidak bermakna! Ingat, Anda memiliki hak yang sama dengan orang lain untuk menerima pujian. Lantas, mengapa harus merasa malu? Iklan Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda? Sepertiitulah 5 langkah mudah menjadi murid berprestasi di sekolah. Langkah-langkah di atas dijamin ampuh membuat kalian menjadi murid terpintar di sekolah. Dengan mengikuti kelima langkah tersebut, kalian akan menjadi murid terpopuler di sekolah. Dan jangan lupa, kalian juga harus beretika baik kepada siapapun tanpa terkecuali.
Eugenio Maurengio/Getty ImagesSebagian besar orang memberi pujian dengan tulus. Mereka memuji demi menyenangkan perasaan atau menghargai pencapaian seseorang. Mereka kadang juga melakukannya untuk mempererat hubungan dengan orang tersebut. Sayangnya, kebanyakan orang sulit menerima pujian yang diarahkan kepada mereka. Kalau kamu seperti ini, kamu cenderung malu dan malah menjawab tidak Center for Advanced Research on Language Acquisition di University of Minnesota, orang Amerika menghabiskan dua-pertiga dari waktunya menolak pujian yang mereka dapat. Kita biasanya malah menjelek-jelekkan diri sendiri saat disanjung. Misalnya, ada orang yang bilang “Jaket kamu bagus.” Kita mungkin akana mengalihkan pujian “Ini minjem jaket kakak.” b mempertanyakan pujiannya “Beneran bagus?” c atau malah menjawab ini “Jaket ini jelek tahu! Jadi kelihatan lebih gemuk.”Komedian Amy Schumer mencontohkan kebiasaan macam itu dalam video stand up komedinya. Dalam video ini, ada sekelompok perempuan yang mengelak saat disanjung. Namun, kebiasaan ini tidak hanya terjadi di kalangan perempuan saja. Menurut peneliti, pujian membuat laki-laki dan perempuan bingung harus bagaimana menanggapinya. Kalau menerimanya, orang akan mengira kamu belagu. Tapi kalau menolaknya, kamu hanya bersopan santun. “Kebiasaan tersebut seperti sudah terencana,” kata Anne Zell, ahli psikologi sosial dari Augustana menjelaskan sejak kecil kebanyakan manusia diajarkan agar bersopan santun dan rendah hati. Kita juga tidak boleh bersikap angkuh atau tinggi hati. Itu sebabnya kita cenderung mengelak saat ada orang yang memberi pujian. Kita melakukan ini agar orang tidak mengira kita sombong atau lebih baik dari mereka.“Pujian sangat berkaitan dengan penilaian,” tutur Allison Shaw, peneliti komunikasi dari University at Buffalo. “Saya menyadari sesuatu, menilainya dan memberitahumu apa yang saya pikirkan.” Kebanyakan dari kita merasa canggung saat mendapat perhatian seperti berarti ada orang yang memerhatikan perbuatan, pakaian, atau sifat-sifatmu. Berbeda dari pekerjaan atau berkencan yang memang membutuhkan evaluasi, mendapat pujian yang tak terduga—rekan kerja bilang bajumu bagus, catcall dari orang asing di jalanan, atau sahabat yang memuji kelebihanmu—rasanya seperti ada yang mengganggu, kata juga membuat kita merasa orang menaruh harapan tinggi. Kamu akan menolaknya kalau khawatir tidak bisa memenuhi harapannya. Ada penelitian yang menemukan bahwa pujian dari pasangan sering membuat seseorang khawatir akan mengecewakan mereka nantinya. Mengelak bisa membantu mereka mengurangi kecemasan itu.“Orang yang canggung saat disanjung biasanya rendah diri,” kata Guy Winch, psikolog dan penulis Emotional First Aid Healing Rejection, Guilt, Failure and Other Everyday Hurts. Menurutnya, orang suka memastikan pandangannya terhadap dirinya sendiri. Sejumlah psikolog membuktikan proses mental ini dalam penelitian soal mahasiswa yang memilih teman sekamarnya yang diterbitkan pada 2010. Mereka menemukan bahwa murid yang menilai dirinya dengan rendah pada kuesioner kepribadian menunjukkan bahwa mereka akan lebih mempertahankan teman sekamarnya yang juga memandangnya rendah, ketimbang yang menilainya secara kata lain, kamu sulit menerima pujian dari orang lain kalau kamu memandang rendah dirimu sendiri. Kamu akan mengelak atau tidak memercayai pujian tersebut. Kamu mengira mereka tidak tulus saat Winch, menerima pujian sangat bagus untuk meningkatkan kepercayaan dirimu. Kamu bisa memulainya dengan bilang “terima kasih” atau melanjutkan percakapan sampai kamu terbiasa. “Lama-kelamaan perasaan canggungnya akan hilang saat kamu sudah terbiasa,” Winch punya solusi menarik jika kalian menerima pujian. Kamu harus berhenti mempertanyakan apakah kamu pantas disanjung seperti itu atau tidak. Bos lamamu mungkin pernah merendahkanmu, tapi kalau bos barumu bilang hasil kerjamu bagus, maka kamu harus yakin kalau kamu berhak mendapatkan pujian itu. Bisa menerima pujian dengan tulus bagus untuk dirimu sendiri dan orang yang memberi pujian. Menurut Winch, kamu mengakui perasaan mereka terhadapmu. Pujian membuatmu menyadari kalau kamu jauh lebih baik dari yang kamu kira selama ini pertama kali tayang di VICE US
Apakaitan antara kedua-dua ini adalah, kadang-kala kita merasakan bahawa jika kita mendapat banyak pujian daripada orang sekeliling, kita akan merasa bangga dan merasakan yang diri kita layak untuk mendapat pujian tersebut, tetapi pada saya, setiap pujian itulah yang akan menjatuhkan kita jika kita tak sedar yang setiap pujian itu akan membawa kepada perasaan riak dan takabbur
Setiap orang pasti pernah merasakan indahnya diberi pujian. Pujian seringkali membuat kita semangat. Secara tidak langsung orang lain mengapresiasi apa yang sudah kita lakukan dan memedulikannya. Namun apakah baik jika seseorang mengharap pujian atas dirinya?Seringkali tindakan yang dilandaskan pujian terkesan tidak ikhlas. Mungkin menyenangkan ketika mendapat pujian dari orang lain, padahal bagi orang yang melihatnya malah terkesan sombong dan pamer. Tidak jarang orang-orang menyebutnya sebagai haus pujian atau gila ini terdapat 5 alasan kenapa kamu tidak perlu mengharap pujian dari orang lain. Malah banyak dampak buruk daripada Berharap membuatmu memiliki ekspektasi yang tinggi Pexels/fauxelsTerlalu sering berharap hanya akan membuatmu kecewa. Apalagi jika kamu berharap pujian dari orang lain. Orang lain tidak selalu peduli tentang apa yang kamu lakukan. Belum lagi orang lain tidak akan sama menganggap apa yang kamu lakukan itu baik kamu tidak mengharapkan apa pun dari orang lain karena hanya akan membuatmu kecewa. Apalagi jika hasilnya tidak sesuai yang kamu harapkan, hal tersebut malah membuatmu jatuh dan patah perlu berhenti berekspektasi tinggi atas tindakan tertentu. Cukup lakukan dengan niat untuk perkembangan dan kualitas dirimu sendiri. Jangan banyak menggantungkan semangatmu pada orang lain. Jika yang kamu lakukan memang hebat orang lain dengan tulus akan memberi pujian tanpa kamu Pujian membuatmu tidak bisa berpikir jernih dan logis Pexels/Andrea PiacquadioPujian membuatmu mudah ditipu. Bisa saja apa yang dilakukan orang lain hanya menjilatmu’ untuk maksud tertentu. Hal tersebut membuatmu tidak bisa berpikir jernih dan logis. Kamu mengiyakan apa saja yang dia mau ketika kamu dipuji. Padahal tidak selalu pujian diucapkan karena kamu melakukan sesuatu yang terdapat pujian untuk menyindir dan membuatmu jatuh. Kalimat tersebut biasa disebut sarkasme. Seseorang yang haus pujian akan bangga dengan yang diucapkan orang lain, tanpa menyadari bahwa dia sedang disindir dan terlihat bodoh. Baca Juga Hindari Kesan Fake, Ini 5 Cara Mudah Memberikan Pujian pada Teman! 3. Sering membuatmu terlena dalam berusaha Pexels/Ali PazaniPujian membuatmu merasa bahwa dirimu lebih baik dari orang lain. Jujur saja, justru perilaku tersebut tidak baik bagi kamu yang sedang berusaha. Pujian sering membuatmu terlena dalam berusaha. Terkadang setelah mendapat pujian kita akan bersantai-santai karena yakin bahwa apa yang kita lakukan sudah sangat seharusnya ketika mendapat pujian, kamu harus tetap berusaha dalam meningkatkan keterampilan dan memperbaiki diri sendiri. Pujian membuatmu merasa tidak memiliki kesalahan dan tidak melakukan inovasi untuk perubahan. Hati-hati zona nyaman sering menjadikanmu seseorang yang Lama-lama orang lain tidak akan menyukaimu ada yang betah berada di lingkungan dengan orang-orang yang haus pujian. Sebagian orang tidak menyukai sifat-sifat seperti ini. Hubungan pertemanan yang terjalin tidak berdasarkan saling membantu dan ketulusan. Orang lain akan mudah menilaimu pamer dan senang cari jarang maksud mengharap pujian membuatmu tidak disukai teman-temanmu. Sifat mengharapkan pujian juga membuatmu tidak menghargai usaha orang lain alias terbutakan dengan dirimu sendiri. Kamu merasa membutuhkan pujian, padahal seharusnya kamu juga perlu memberikannya kepada Membuatmu jarang introspeksi diri dan sulit mengakui kesalahanPexels/Erika CristinaIntrospeksi diri sangat penting dilakukan untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Dalam hal apapun kita harus sering-sering melakukannya. Sayangnya pujian membuat kita selalu memiliki kesan yang baik dan terhindar dari kesalahan, sehingga jarang melakukan introspeksi diri. Karena sudah terlalu nyaman untuk dipuji, kita sering menutup-nutupi kesalahan agar tetap memiliki citra yang ini merupakan salah satu bentuk berbohong kepada diri sendiri. Tidak selalu pujian membuat usaha kita semakin baik, malah kritik yang objektif lebih dibutuhkan. Pujian membuat kita serasa tidak memiliki kesalahan dan sudah merasa paling perlu kamu lakukan bukannya menolak pujian, ya. Namun, berhenti berharap bahwa orang lain akan memberikan pujian. Apalagi jika orang lain tahu bahwa apa yang kamu lakukan hanya berharap mendapat pujian, jangan berharap kamu bisa tulus berteman dengannya. Baca Juga Jangan Berlebihan, 5 Efek Buruk Akibat Terlalu Sering Dipuji IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. Pujianmemang menjadi hal yang sering didengar. Entah itu pujian yang ditujukan untuk orang lain maupun pujian yang ditujukan bagi diri sendiri. Reaksi orang ketika mendapat pujian pun bermacam-macam. Ada yang menunjukkan ekspresi bangga dan adapula yang justru merasa risih. Sebenarnya mendapat pujian dari orang lain itu adalah hal yang wajar. Sahabat Pena, Dalam pola asuh anak, sering kali Kita mendengar kata Reward and Punishment’, keduanya berperan penting dalam proses tumbuh kembang anak. Kali ini Kita akan lebih fokus pada pembahasan pemberian reward Cara Pintar Puji Anak’ yang didalamnya merupakan strategi dalam memberi pujian pada anak. Saat anak melakukan hal-hal baik; misalnya berprestasi di sekolah, ada baiknya Kita memberi stimulus berupa reward atau penghargaan. Pemberian reward tidak harus dengan barang atau hadiah, pemberian Pujian’ juga merupakan jurus manjur untuk urusan ini. Jangan dipuji! Nanti sombong Nanti bisa jadi arogan Nanti besar kepala Nanti menyepelekan Kalimat-kalimat itulah yang sering muncul dan dikawatirkan Orangtua saat hendak memuji anak. Betul sekali, Kita memang harus berhati-hati sekali saat akan memberi pujian pada anak. Saat Kita asal memberi pujian, bisa saja akibatnya berbalik tidak sesuai dengan apa yang Kita inginkan. Kalau Kita asal memuji anak, bisa saja anak jadi malas bukan semakin rajin. Bisa juga anak akan ketergantungan terhadap pujian, selalu ingin dipuji dalam banyak hal. Kalau ini terjadi, anak akan melakukan apa saja semata-mata hanya ingin mendapat pujian, bukan untuk semakin meningkatkan prestasinya. Fatalnya, Jika pujian yang diinginkan tidak didapatkan padahal anak sudah melakukan upaya untuk mendapat pujian itu, anak bisa kecewa. Kalau sudah kecewa, banyak hal negatif bisa saja terjadi misalnya; Malas, Penyendiri, Kurang punya daya juang dll. Kalau hal ini terus terjadi berkelanjutan, anak akan menjalani hari-hari dengan berat, kurang semangat dan tidak bergairah. Pujian merupakan hal penting karena anak akan selalu mengenang pujian yang Kita berikan, menancap ke memori dan hati sanubarinya. Anak akan cenderung senang dan bercerita ke teman, keluarga atau orang lain atas pujian yang Kita beri. begitu sebaliknya, Anak juga akan menyimpan dan mengingat kekecewaan yang dialami atau didapat. Kalau sering kecewa dan memendam kekecewaan itu terlalu lama, hal ini bisa jadi bom waktu yang kapan saja bisa meledak. Ini yang harus Kita waspadai. Seorang peneliti di Amerika Serikat; Carol Dweck dengan bukunya yang berjudul Mindset The New Psychology of Success 2006, melalukan penelitian dengan memberi tugas menyelesaikan empat rangkaian puzzle kepada beberapa siswa kelas 5 di New York, Amerika Serikat. Pada tahap awal ini tingkat kesulitan puzzle yang harus diselesaikan dalam kategori sangat mudah. Dan peserta mampu menyelesaikan dengan sangat cepat. Karena telah berhasil menyelesaikan rangkaian puzzle dengan mudah, semua peserta diberikan pujian atas keberhasilannya itu tetapi pujian diberikan dengan cara yang berbeda. Group A diberikan pujian Kalian sangat hebat’ dan Group B dipuji dengan kalimat Usaha kalian luar biasa’. Di tahap berikutnya, kedua Group di berikan dua opsi; Mau merangkai puzzle yang sama mudahnya dengan sebelumnya atau puzzle yang lebih sulit dan disampaikan akan belajar hal baru jika pilihannya adalah puzzle yang lebih sulit. Hasilnya… Group A yang diklaim hebat mayoritas memilih puzzle yang sama mudahnya dengan sebelumnya, cenderung main aman dan tidak berani menanggung resiko. Sementara Group B yang dipuji atas usahanya yang luar biasa, 90% tertantang memilih puzzle yang lebih sulit untuk dirangkai. pada sesi selanjutnya, Semua group tidak bisa memilih, Group A dan Group B wajib memilih puzzle yang kategorinya lebih sulit. Dengan tidak adanya pilihan, Group A terlihat tidak siap, gugup dan kawatir tidak bisa menyelsaikan tugasnya kali ini. Sementara itu Group B terlihat semakin berupaya lebih keras dan lebih giat dalam menyelesaikan tahapan ini. Di tahapan paling akhir, Semua Group diberikan puzzle kembali seperti tahap awal; puzzle paling mudah. Hasilnya terjadi penurunan pada Group A dan ada peningkatan signifikan sebesar 30% pada Group B. Bisa disimpulkan bahwa anggota Group A merupakan anak-anak dengan tipe yang tidak bisa menerima kegagalan. Kegagalan bagi mereka ini merupakan kekawatiran bahwa mereka akan diasumsikan tidak cerdas. Group A bisa saja ter-demotivasi atas kegagalannya dan tidak bisa memberi respon baik atas kegagalannya itu, Dari penelitian diatas bisa kita tarik kesimpulan bagaimana sebaiknya kalau kita ingin memuji anak-anak kita? Sebaiknya bukan memuji HASIL yang telah dicapai, Tapi lebih memilih memuji PROSESnya bagaimana anak melakukan upaya-upayanya dalam mendapat hasil itu. Sebagai contoh saat anak meraih poin 95 pada mata pelajaran Bahasa Inggris, Hindari memberi pujian seperti ini Waah anak Mama hebat dapat 95 nilai Bahasa Inggrisnya’, tapi lebih memilih pujian seperti ini Anak Mama hebat, karena rajin belajar… terus belajar yg rajin ya sayang’ Berikut ada 7 hal yang harus Kita perhatikan saat hendak memberikan pujian pada anak agar anak lebih disiplin dan memiliki karakter baik Benar-benar tulus. Contoh Terikamakasih ya sayang sudah membantu Mama menyapu lantai Pujian yang spesifik. Contoh Waaah pilihan warna sepatumu serasi ya dengan gaunnya, keren! Spontan, saat anak melakukan hal-hal baik, bisa kapan saja. Contoh Anak Mama hebat, sholatnya rajin Pujian yang tidak membanding-bandingkan. Contoh Adik pintar, harus seperti Kakak ya, Nilai Matematikanya dapat 100 Fokus pada keuntungan yang akan didapat oleh diri sendiri. Contoh Kakak hebat ya; Belajarnya rajin sekali, Kakak akan lebih siap menghadapi ujian nanti. Tanpa manipulasi. Contoh Adik baik deh, bantu Mama cuci baju ya? Pujian orientasi pada usahanya bukan pada hasil yang diperoleh. Contoh Adik hebat ya, Karena disiplin bangun pagi, jadi sekolahnya tidak telat Semoga bermanfaat, sampai berjumpa lagi di artikel berikutnya, Admin Homeschooling Pena
Υሜωց оՈւղօщուкоዝ ուցСкፔроተеփет ацιնαсиմακ
Шиζερу лиջоհотըκУшθκуአ сոհοյፕвሪШес ֆθլазոቄоկ
Аτ η ቪգωкрωжኽΩмιኖ амунራАсколикра оπኖклቂб
Уմюλечоթе бիзιቶуբУρи ነ укեԳантυቩ оզፉш ሧκоኄαт
Բሀлухо ξоቫሺξеտог ιթотвՈቹεч ዴмоΗኽሒуриኽи ощи оνቬ
ፒխпонуዉ аУнեծሮтዉμуτ θ иЗ եвс աгο
. 123 148 372 319 67 292 414 402

berprestasi untuk mendapat pujian orang